Kebisingan Dapat Berisiko Menderita Penyakit Jantung ?



             Sumber Foto : http://indrawan.net/penyakit-jantung/

        Dikehidapan kita sehari-hari yang begitu sibuk dengan aktivitas mengharuskan kita berinteraksi dengan manusia lain dan lingkugannya hal itu tidak terlepas dari kebisingan atau polusi suara dimana-mana yang mau tidak mau kita mendengarnya / merasakannya, namun tahukah anda lingkungan yang terlalu bising berisiko menderita penyakit jantung, sebuah riset di Amerika Serikat menunjukan, orang-orang yang bekerja di lingkungan terlalu bising berisiko menderita penyakit jantung.

Polusi udara ini tidak hanya mengancam jantung tetapi, juga sangat berisiko mengancam pendengaran kita jika terus-terusan berada di lingkungan yang sangat bising. Para peneliti College of Public Health University of Kentucky menjelaskan, banyak pekerja usia produktif yang mengalami gangguan pendengaran frekuensi tinggi akibat paparan bunyi yang terlampau sering (penjelasan ini dikutip dari koran Jawa Pos).

Untuk itu, disarankan bagi orang yang bekerja di lingkungan frekuensi suara yang tinggi agar sebisa mungkin mengurangi paparan kebisingan atau polusi suara tersebut, mungkin salah satu cara dengan menggunakan penutup telinga untuk sedikit meredamkan polusi suara selama beraktivitas dengan tingkat kebisingan tinggi.

Usia seseorang sangat menentukan tingkat risiko yang akan mengancam terjadinya penyakit jantung karena paparan dari polusi suara yang keseringan dialaminya. Ketua tim peneliti Dr Wen Qi Gan menyatakan, risiko penyakit jantung koroner bisa meningkat hingga dua kali lipat. “Jika mereka terpapar kebisingan pada usia  dibawah 50 tahun, peluangnya meningkat hingga empat kali lipat,” katanya.

Pernyataan ketua tim peneliti itu sudah terbukti karena dalam penelitian tersebut mereka melibatkan 5.223 responden berusia 20-69 tahun dengan jangka waktu yang cukup lama yaitu dari tahun 1999 – 2004. Para peneliti juga menjelaskan, bahwa peluang terkena penyakit jantung tidak akan muncul pada orang yang menderita ketulian satu sisi atau kehilangan pendengaran frekuensi rendah. “Risikonya bergantung pada jenis pekerjaan yang mereka jalani dan lama paparan,” kata ketua peneliti
Ketua penelitian tersebut juga menambahkan bahwa tidak hanya ditempat bekerja polusi suara itu ada. “Selain dari tempat kerja, kebisingan bisa berasal dari lingkungan rumah atau kegiatan sehari-hari,” tegasnya.

Nama         :   EDI SAPUTRO
Stambuk     :   B 501 14 087
Kelas         :   B Ilmu Komunikasi
Jenis berita :   Feature News

Comments

Popular posts from this blog

Mitos-mitos "Mencengagkan" Gerhana Matahari Tahun 1983 Di Indonesia

Pemkot Palu Diminta Berantas Tiga Faktor Ini

"Siapa yang menciptakan Allah?" Pemuda Itu Menjawab ...