Memperingati Hari Pahlawan di Bawah Menara Eiffel




Sumber Foto : Bhirawa J. Arifi / liputan6.com

Kegiatan renungan ini dilaksanakan untuk memperingati Hari Pahlawan yang diperingati pada 10 november kemarin.

Paris – Tidak hanya di Indonesia saja masyarakat berbondong-bondong merayakan / memperingati Hari Pahlawan tetapi diluar Indonesia juga ada yang memperingati hari tersebut yaitu para pelajar yang terbentuk dari Perhimpunan Pelajar Indonesia di Paris (PPI Paris) melakukan renungan malam di tengah keramaiannya negara Prancis, Selasa (10/11). Acara bertempat di taman Champ de Mars menara Eiffel di Paris pada malam hari yang dihadiri lebih dari 30 pelajar Indonesia. Sejumlah pelajar tersebut melaksanakan renungan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan Indonesia.

Renungan tersebut dipantik oleh perwakilan Atase Pertahanan KBRI Paris, Kol. Pnb. Jumarto dan Kol. Sus. Dr. Ir. Rudy Agus Gemilang Gultom, Mahasiswa Doktoral Ilmu Hubungan Internasional Université Paris 1 Panthéon – Sorbonne, Muhammad Yusra, dan Septa Pratama.

Para pemantik menyampaikan beberapa pesan kepada para pelajar tentang nilai-nilai perjuangan yang dimiliki para pahlawan di masa lalu, agar dapat dicontoh oleh generasi saat ini, dengan harapan dapat menjadi pahlawan di masa depan.
Ketua PPI Paris menyampaikan bahwa renungan ini adalah bentuk dari rasa kepedulian dan menghormati jasa para pahlawan Indonesia yang telah gugur demi negara.

            “Ini adalah bentuk kepedulian kami sebagai anak bangsa untuk turut serta mengenang dan menghormati pahlawan kami yang gugur demi negara” ujar Septa Pratama, Ketua PPI Paris seperti dikutip dari situs liputan6.com

Salah satu Mahasiswa Master jurusan Farmasi Toksikologi Université Paris 11 Paris – Sud tersebut juga menambahkan, bahwa jarak yang jauh dari Indonesia tidak jadi penghalang untuk tetap memperingati Hari Pahlawan, jangan sampai pelajar Indonesia melupakan pahlawan sendiri selama berada di negeri orang.

            “Kami melihat bahwa pelaksanaan kegiatan di taman Eiffel secara terbuka adalah kesempatan baik karena dapat menunjukkan kepada masyarakat sekitar semangat kami sebagai pemuda Indonesia dan mempromosikan pakaian batik yang kami gunakan” kata Septa.

Pada pembukaan renungan ini puisi Karawang – Bekasi ciptaan Chairil Anwar dibacakan, yang dilanjutkan dengan refleksi kepahlawanan oleh seluruh pelajar. Dan acara tersebut ditutup dengan lagu Gugur Bunga dan Indonesia Raya yang menggema seluruh Champ de Mars.
Selayaknya kacang yang tidak melupakan kulitnya, mungkin pepatah ini cocok untuk para pelajar yang mengikuti acara tersebut.

Nama               :   Edi Saputro
Stambuk           :   B 501 14 087
Kelas               :   B Ilmu Komunikasi
Jenis Berita       :   Straight News

Comments

Popular posts from this blog

Mitos-mitos "Mencengagkan" Gerhana Matahari Tahun 1983 Di Indonesia

Pemkot Palu Diminta Berantas Tiga Faktor Ini

"Siapa yang menciptakan Allah?" Pemuda Itu Menjawab ...